republicberita.com –

Arief Noor Rachmadiyanto merupakan Peneliti Ahli Muda di dalam dalam Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, kemudian juga Kehutanan, Badan Riset serta Inovasi Nasional (BRIN). Bidang keilmuan adalah konservasi tumbuhan, kesehatan pohon, arsitektur akar, biomekanika pohon, lalu healing forest. Lahir di dalam dalam Sukoharjo, 20 September 1989. Saat ini juga sedang melanjutkan sekolah doctoral dalam IPB University dengan topik Kesehatan Pohon Tua dan juga juga Besar/Heritage Trees.
Profil Selengkapnya
Pohon merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tersebut itu sangat bermanfaat untuk manusia. Jika tak ada pohon, maka tiada dapat dibayangkan bagaimana kita dapat menghirup oksigen.
Saat ini juga marak dalam kalangan masyarakat yang dimaksud mempunyai keinginan berwisata di dalam area alam bebas atau yang digunakan lebih banyak besar sering kita dengar healing. Kegiatan ini sejatinya sudah ada sejak lama, seperti kegiatan pergi ke gunung atau hutan untuk menghirup udara segar.
Namun akhir-akhir ini polusi dalam kota-kota besar menjadikan udara semakin tidaklah ada ramah untuk kita hirup. Padahal di area area kota besar juga ada pohon, namun apakah jumlah agregat keseluruhan pohon tiada cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen warganya?
Peran pohon
Sesungguhnya selain menyediakan oksigen bagi manusia, pohon juga berfungsi sebagai peneduh juga menambah estetika perkotaan. Namun dewasa ini keberadaan pohon di tempat tempat perkotaan mulai sulit dijumpai.
Jumlah yang mana mana semakin sedikit lalu juga belum tentu kondisi pohon-pohon hal itu sehat lalu juga terawat. Di kota besar banyak pohon yang dimaksud sekedar tumbuh atau hidup, namun tiada diperhatikan kondisinya.
Tidak jarang kita terpikir bagaimana pohon-pohon itu mendapatkan makanan kemudian air untuk dia bertahan hidup pada area tengah himpitan beton juga juga jalan. Padahal, sebagai makhluk hidup, pohon juga identik seperti manusia.
Dia butuh makan, minum. Dan yang itu bukan kalah penting dia pun perlu diperiksa secara rutin apakah dia sehat atau sakit.
Saat ini kita cuma cuma peduli jika pohon itu setelah tumbang juga juga menimbulkan dampak bagi manusia maupun properti. Kita semata-mata berasumsi bahwa pohon tumbang akibat faktor lingkungan yang tersebut dimaksud ekstrem seperti hujan deras atau angin kencang.
Namun tak kita sadari di tempat area saat terjadi kejadian yang ekstrem, ada beberapa pohon yang dimaksud mampu bertahan. Kenapa ini bisa jadi jadi terjadi? Apakah pohon yang tersebut tumbang itu dalam keadaan sakit? lalu yang mana itu bertahan dalam kondisi sehat?
Coba kita analogikan pohon dengan manusia, sama-sama makhluk ciptaan Yang Maha Kuasa. Semakin bertambah umur, rata-rata manusia akan lebih lanjut tinggi rentan sakit.
Namun ada pula manusia yang dimaksud mana sudah tua namun masih sehat, segar, juga bugar. Pohon pun juga sejenis seperti itu, sanggup sakit, tapi bukan mampu berobat sendiri.
Oleh sebab itu, kita perlu menjadi dokter pohon yang mana mampu mendeteksi kondisi kesehatan pohon. Salah satunya adalah dengan teknologi akustik tomografi atau yang tersebut dimaksud sering kita dengar USG pohon.
USG pohon penting
Secara umum teknologi akustik tomografi pada batang pohon dibagi menjadi dua, yaitu Sonic Tomography (SoT) kemudian Electric Resistance Tomography (ERT). Perbedaan antara keduanya adalah SoT akan mendeteksi kepadatan kayu serta juga ERT akan mendeteksi kandungan air dalam dalamnya.
Keduanya mempunyai kelebihan juga keterbatasan, misalnya kalau kita ingin mengetahui batang berlubang maka SoT semata-mata dapat menghasilkan batang masih solid/utuh atau sudah lapuk tapi belum tentu lubang. Jika ditambahkan ERT, maka hasil gabungan deteksi keduanya mampu mendeteksi lubang atau gerowong.
Misalnya, jika hasil SoT kayu pohon mengalami pelapukan serta hasil deteksi ERT kayu yang dimaksud disebut miliki kandungan air yang mana dimaksud rendah, maka dapat dikatakan bahwa batang sudah pernah terjadi gerowong. Sebaliknya jika kondisi batang mengalami pelapukan juga terdapat kandungan air yang mana hal itu tinggi, maka hasilnya adalah batang mengalami pembusukan.
Prinsip dasar dari SoT adalah mendeteksi pelapukan kemudian retakan pada pohon hidup secara non destruktif atau merusak.
Instrumen ini akan mengukur kecepatan gelombang kata-kata yang digunakan digunakan masuk pada kayu pohon. Kecepatan akustiknya tergantung pada modulus elastisitas serta juga kepadatan kayu itu sendiri.
Kerusakan yang tersebut digunakan banyak mendominasi antara lain adanya penyakit, retak, lubang, lalu busuk. Teknik pengamatannya adalah dengan menggunakan dua buah alat yang dimaksud yang disebut ditancapkan di dalam area batang pohon, satu sebagai pemberi gelombang serta satu sebagai penerima gelombang.
Gelombang pendapat yang digunakan hal tersebut dihasilkan akan menembus lapisan kayu, memancar, juga akan diterima pada sebagian sensor. Jarak antarsensor serta juga waktu yang digunakan digunakan dibutuhkan gelombang mencapai sensor akan dihitung untuk menentukan kecepatan gelombang (m/s).
Semua data kecepatan kemudian bentuk geometris batang akan diolah dalam sebuah software juga juga menghasilkan gambar 2D yang tersebut menunjukkan tingkat pelapukan. Perbedaan warna menunjukkan tingkat pelapukan yang dimaksud hal tersebut berbeda, misalnya pada PiCUS 3 Sonic Tomograph, semakin terang (biru-putih) maka kondisi kayunya semakin lapuk.
Warna gelap (cokelat-hitam) menunjukkan kondisi kayu yang tersebut solid. Sedangkan warna hijau mengindikasikan awal mula pelapukan/pembusukan. Dari software pula kita mampu mengetahui persentase bahaya juga juga keutuhan batang. Jika kita menginginkan bentuk 3D, kita sanggup menggunakan beberapa lapisan pengukuran (layer) pada beberapa ketinggian tertentu.
Saat ini, Badan Riset kemudian juga Inovasi Nasional (BRIN) juga telah terjadi lama melaksanakan analisis kesehatan pohon untuk menjaga kelestariannya, terutama pada dalam kebun raya yang dimaksud itu menjadi sentra konservasi ek-situ. BRIN saat ini juga sudah pernah mempunyai Picus 3 Sonic Tomograph lalu Arborsonic 3D yang digunakan tersebar pada 4 kebun raya Indonesia, Bogor, Cibobas, Purwodadi, Bali.
Kesimpulannya adalah manusia kemudian pohon sama-sama makhluk ciptaan yang tersebut digunakan maha kuasa yang digunakan mana saling berinteraksi juga saling menguntungkan. Oleh oleh sebab itu itu, kita sanggup sama-sama lebih besar lanjut menjaga kesehatan pohon serta sadar akan pentingnya pohon untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.