republicberita.com – Jakarta – Toyota Motor Corp. pada Kamis (26/10), sepenuhnya melanjutkan produksi dalam Jepang dengan sisa jalur produksi pada dalam pabrik di dalam area Prefektur Gifu kembali beroperasi, mengakhiri gangguan selama 10 hari yang tersebut yang disebabkan oleh insiden ledakan dalam area pabrik pemasok suku cadang.
Produsen mobil terbesar pada dunia berdasarkan volume itu secara bertahap memulai kembali operasinya seiring pulihnya pasokan suku cadang, setelah menghentikan 13 jalur produksi pada delapan pabrik pada satu waktu, seperti dikutip dari Kyodo, Sabtu.
Ledakan terjadi pada 16 Oktober 2023 di dalam dalam sebuah pabrik milik Chuo Spring Co. di dalam area kota Toyota, Prefektur Aichi, yang tersebut yang disebut memproduksi pegas suspensi.
Ledakan yang dimaksud yang disebut terjadi dalam tungku pengering pabrik yang tersebut mana mendinginkan baja panas itu merusak peralatan produksi kemudian menyebabkan pemasok bukan dapat memproduksi suku cadang.
Toyota menghentikan produksi di area tempat 14 pabrik perakitannya pada seluruh Jepang segera setelah ledakan. Perusahaan yang digunakan itu terkena dampak termasuk perusahaan yang digunakan hal tersebut merakit kendaraan sport Land Cruiser juga juga RAV4 yang digunakan populer.
Pabrik perakitan dalam area bawah grup Toyota memproduksi sekitar 14.000 mobil per hari. Chuo Spring melanjutkan sebagian produksinya dengan bantuan Toyota, pada Sabtu.
Toyota dikenal dengan manufaktur tepat waktu yang tersebut bertujuan untuk memproduksi kendaraan dalam jumlah agregat total yang digunakan dimaksud tepat untuk memenuhi permintaan tanpa kelebihan atau kekurangan setiap saat.
Sistem seperti ini sangat hemat biaya namun menciptakan pembuat mobil rentan terhadap penghentian produksi ketika terjadi keadaan darurat sebab semata-mata miliki jumlah total total suku cadang yang dimaksud terbatas pada waktu tertentu.
Penghentian hal yang disebut merupakan yang dimaksud digunakan terbaru dari serangkaian kesulitan produksi yang hal tersebut dialami Toyota dalam beberapa tahun terakhir.
Produksi di tempat dalam 14 pabriknya dalam Jepang dihentikan pada Maret tahun lalu ketika salah satu pemasoknya mengalami serangan siber. Produksi di tempat dalam negara itu tertahan lagi pada bulan Agustus tahun ini sebab kesalahan dalam sistem pemesanan suku cadang.