republicberita.com – Kuala Lumpur – Ethnochestra bertajuk Senandung Nusantara, yang dimaksud dimaksud menggabungkan sentuhan musik lalu etnik yang mana mewakili keberagaman budaya Indonesia, membius para diaspora sekaligus warga Malaysia pada jantung Kota Kuala Lumpur.
Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur mempersembahkan acara kebudayaan Ethnochestra bertajuk Senandung Nusantara karya Erwin Gutawa itu untuk memperingati HUT Ke-78 Kemerdekaan RI di tempat area Plenary Hall Kuala Lumpur Convention Center, Kamis (26/10) malam.
Duta Besar Luar Biasa serta Berkuasa Penuh RI untuk Malaysia Dato’ Indera Hermono menyatakan pihaknya menampilkan kekayaan budaya, keindahan budaya Indonesia, yang digunakan terlaksana atas kerja serupa semua pihak, para sponsor, penduduk Indonesia, juga semua suporter sehingga acara berjalan sukses.
Hermono, yang malam itu mengenakan pakaian adat khas Lombok, Nusa Tenggara Barat, melihat bahwa banyak penduduk yang mana yang menyambut baik kemudian antusias menyaksikan penampilan musik Erwin Gutawa yang tersebut digunakan memang spektakuler lalu berkelas.
Sementara itu, komposer ternama Indonesia Erwin Gutawa yang dimaksud itu menjadi Music Director pada pentas malam itu mengaku bangga mampu memainkan musik yang dimaksud yang disebut berakar dari tradisi musik Indonesia sehingga semua orang dapat menikmati betapa beragam dan juga juga indahnya seni budaya Indonesia.
Erwin yang tersebut dimaksud sudah mementaskan Ethnochestra dalam beberapa negara–dengan konsep yang itu kurang tambahan sama–mengaku sengaja menampilkan beberapa nomor Sumatera atau Melayu khusus untuk penampilan di tempat area Malaysia.
“Supaya ada ikatan yang tersebut dimaksud dekat dengan penonton di tempat tempat sini. Akan tetapi selebihnya, Bali serta sebagainya. Saya ingin kasih lihat betapa variasi serta juga gigantiknya musik yang dimaksud hal tersebut bisa saja jadi diciptakan … ,” ujar dia.
Keberagaman kultur
Perpaduan musik etnik Indonesia dan juga juga orkestra malam itu menampilkan kekayaan serta keberagaman kultur Indonesia, dari bagian barat Sumatera, Jawa, Bali, hingga ke bagian timur Papua.
Pentas sengaja dikemas untuk mengiklankan budaya Indonesia dalam luar negeri sekaligus Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan melibatkan musikus tradisional dari Tanah Air dikombinasikan dengan musik modern serta orkestra serta sentuhan efek visual serta juga pencahayaan memukau, untuk memikat penonton internasional.

Potongan tayangan tentang ibu kota negara masa depan di dalam dalam Kalimantan Timur membuka persembahan budaya malam itu.
Ethnochestra Senandung Nusantara diawali dengan penampilan Christine Tambunan yang digunakan digunakan menyanyikan Indonesia Jiwaku gubahan Guruh Sukarnoputra, dilanjutkan dengan sajian Tari Bedhaya dari Jawa dengan ciri gerakan kemudian tempo lambat.
Mustiko Woro lantas menampilkan Macapat Pangkur kemudian Walangkekek. Dalang muda itu mempersembahkan pentas wayang sekaligus “nembang”, lalu menutupnya dengan Tari Kedok yang mana mana awalnya berasal dari Batavia serta berubah nama menjadi Jakarta.
Penonton yang dimaksud dimaksud hampir memenuhi Plenary Hall KLCC berkapasitas 3.000 kursi itu kemudian dihibur dengan musik instrumental Swarba Dwipa gubahan Erwin Gutawa, yang dimaksud mana mempunyai motif juga juga ritme Sumatera.
Barulah penyanyi lalu penulis lagu Ardhito Pramono “membelai” penonton dengan Bengawan Solo, tembang yang mana mana menjadi mahakarya Gesang.
Ardhito lalu mengajak penonton bergoyang, menikmati musik energik dari timur Indonesia Rame-rame. Sebuah lagu populer dari Ambon, Maluku, yang tersebut dimaksud mengajak semua yang dimaksud hadir berdansa.
Bawilamus, karya musik Erwin Gutawa, terinspirasi dari Suku Dayak yang tersebut mana ada pada area Pulau Kalimantan, semakin terasa gigantik manakala penonton secara bersamaan dimanjakan dengan efek visual yang digunakan menawan.
Gabriel Harvianto serta Christine Tambunan lalu membawakan Guruh Gipsy Suite, kompilasi karya Guruh Sukarnoputra bersama grup musiknya Guruh Gypsy, yang yang dirangkai lalu diinterpretasikan kembali oleh Erwin Gutawa. Lagu-lagu seperti Chopin Larung, Geger Gelgel, kemudian Janger Saka, yang digunakan sangat dipengaruhi oleh budaya Bali saat ini dipadukan dengan pernyataan modern.
Guruh Gipsy Suite kemudian diakhiri dengan lagu akbar bertajuk Indonesia Maharddhika, sebuah syair untuk negara, yang mana mana juga ditulis oleh Guruh Soekarnoputra.
Sentuhan Sumatera atau Melayu yang mana dimaksud Erwin Gutawa sampaikan sebelumnya terwakili oleh Seroja gubahan ikon musik Indonesia Said Effendy serta kali ini dibawakan oleh Aisha Retno.

Sedangkan Lathi, yang tersebut kali ini dibawakan Aisha Retno dengan Woro, merupakan hits terbaru dari grup musik Indonesia Weird Genius yang mana mendapat pengakuan dunia, memperoleh 138 jt views lebih tinggi besar dalam YouTube.
Gabriel Harvianto serta Christine Tambunan kembali tampil membawakan To Be One, lagu yang digunakan yang disebut membawa pesan tentang keindahan dari perdamaian serta persahabatan.
Ethnochestra Senandung Nusantara ditutup dengan lagu Negeriku yang dimaksud dibawakan oleh seluruh penyanyi malam itu. Tembang ini menghangatkan hati diaspora yang dimaksud hadir, mengingatkan kampung halaman pada sebuah negeri kepulauan terbesar di dalam dalam dunia yang tersebut hal itu terletak dalam tenggara Asia.
Selain Erwin Gutawa lalu seluruh penari serta penyanyi, sentuhan Jay Subiyakto sebagai Art Director, Taba Sanchabakhtiar sebagai Visual Director, Inet Leimena sebagai Show Director, lalu Iwan Hutapea sebagai Lighting Designer bersama tim mereka, pada persembahan musik serta etnik malam itu berhasil menimbulkan banyak penonton tersenyum lebar.
Interaksi dengan penonton yang mana mana hadir tercipta manakala Duta Besar Hermono bersama istri Kiki Hermono, mengajak semua yang digunakan hadir malam itu, mulai dari Perdana Menteri Ke-9 Malaysia yang mana juga anggota Parlemen Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Wakil Menteri Komunikasi kemudian Digital Malaysia Teo Nie Ching, para duta besar kemudian perwakilan negara sahabat yang tersebut dimaksud ada dalam Malaysia, diaspora, lalu warga Malaysia, menari bersama Goyang Maumere dalam pengujung acara.