Dunia  

Sultan Ibrahim dari Johor Ditunjuk Sebagai Raja Malaysia yang Baru

Sultan Ibrahim dari Johor Ditunjuk Sebagai Raja Malaysia yang tersebut Baru

republicberita.com – Jakarta – Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dari Johor terpilih sebagai Raja Malaysia yang tersebut baru. Raja memainkan peran seremonial di dalam Malaysia, namun monarki menjadi lebih banyak berpengaruh dalam beberapa tahun terakhir lantaran ketidakstabilan kebijakan pemerintah yang berkepanjangan. Ketidakstabilan kebijakan pemerintah ini memacu Raja Malaysia memegang kekuasaan diskresi yang tersebut jarang digunakan.

Malaysia miliki sistem unik dalam mana kepala sembilan keluarga kerajaan bergiliran menjadi raja untuk masa jabatan lima tahun. Negara Asia Tenggara ini menganut sistem demokrasi parlementer, dengan raja menjabat sebagai kepala negara.

Sultan Ibrahim akan mengambil alih kekuasaan dari Raja Al-Sultan Abdullah pada 31 Januari 2024, kata penjaga segel penguasa dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 27 Oktober 2023. Tidak seperti penguasa tradisional Malaysia lainnya, Sultan Ibrahim blak-blakan tentang politik. Dia mengatakan mempunyai hubungan baik dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

Sultan yang digunakan dikenal miliki banyak koleksi mobil lalu motor mewah ini memiliki kegiatan bisnis yang luas mulai dari real estate hingga pertambangan. Adapun raja sebelumnya, Raja Al-Sultan memainkan peran berpartisipasi yang tersebut luar biasa dalam urusan politik Malaysia, dengan memilih tiga perdana menteri terakhir negara tersebut.

Konstitusi federal cuma memberi raja sedikit kekuasaan diskresi, juga sebagian besar raja diharuskan bertindak berdasarkan nasihat perdana menteri dan juga kabinet.

Hal ini juga memungkinkan raja untuk menunjuk seseorang perdana menteri yang mana menurutnya mempunyai mayoritas dalam parlemen, sebuah kekuasaan yang tersebut bukan pernah digunakan hingga tahun 2020. Alasannya, perdana menteri biasanya dipilih melalui pemilu.

Raja Al-Sultan menggunakan kekuasaan hal tersebut selama periode ketidakstabilan kebijakan pemerintah yang digunakan dipicu oleh kekalahan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang tersebut sudah pernah memerintah Malaysia tanpa gangguan sejak kemerdekaan hingga tahun 2018.

Raja juga mempunyai kekuasaan untuk mengampuni orang yang dimaksud dihukum. Pada 2018, pendahulu Al-Sultan, Sultan Muhammad V, memberikan pengampunan kepada Perdana Menteri Malaysia saat ini, Anwar Ibrahim. Saat itu, Anwar Ibrahim dipenjara atas tuduhan sodomi lalu korupsi yang menurutnya bermotif politik.

Mantan perdana menteri Najib Razak, yang mana dipenjara tahun lalu lantaran tuduhan korupsi terkait skandal dana negara 1MDB, juga sudah mengajukan permohonan pengampunan kerajaan, yang bisa jadi ditinjau oleh raja baru.

REUTERS