Siklon Tropis Melintas RI, Bisa Bikin Wilayah Jawa Kebagian Hujan?

republicberita.com – Prakiraan cuaca seminggu Badan Meteorologi, Klimatologi, juga Geofisika () mengungkap Jawa, yang digunakan digunakan masih dilanda kekeringan sejauh ini, tak masuk wilayah yang mana dimaksud berpotensi kena . Simak penyebabnya.

Hal yang tersebut terungkap dalam ‘Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 20 Oktober–26 Oktober 2023’ yang yang disebut dikeluarkan BMKG.

“Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, lalu probabilistik model diprakirakan prospek hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat pada tempat wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua Barat, juga Papua,” menurut keterangan lembaga.

BMKG menjelaskan hujan di wilayah-wilayah yang disebabkan beberapa faktor. Pertama, kemunculan Siklon Tropis Sanba. 

Siklon ini terpantau berada pada area sekitar Beibu Gulf, sebelah utara Natuna dengan kecepatan angin maksimum 35 knots (65 km/jam) lalu juga tekanan udara minimum 1002 hPa.

Hal ini membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin perlambatan angin (konvergensi) di area dalam Malaysia bagian utara, Teluk Thailand Teluk hingga Laut China Selatan.

Siklon tropis Sanba bergerak ke Utara-timur laut menjauhi wilayah Indonesia dengan prospek intensitas semakin meningkat.

Daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau memanjang dari Pesisir barat Aceh hingga Sumatera Utara, dari Lampung, Bengkulu, hingga Sumatera Barat, dari Selat Makassar, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Barat, dandari Papua bagian tengah hingga Papua Barat.

“Kondisi yang digunakan mampu meningkatkan prospek pertumbuhan awan hujan pada sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut,” kata BMKG.

Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator yang hal itu diprakirakan terlibat pada area Sumatra, Sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, juga juga Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, gelombang Kelvin terpantau berpartisipasi dalam area wilayah Sumatra Utara kemudian Kalimantan Selatan dalam sepekan ke depan.

“Sehingga, faktor-faktor yang tersebut disebut membantu kemungkinan pertumbuhan awan hujan dalam wilayah tersebut.”

BMKG pun mengeluarkan peringatan dini kemungkinan cuaca ekstrem di dalam dalam wilayah yang digunakan mana terdampak faktor-faktor di tempat tempat atas.

“Peringatana Dini. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada serta berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) lalu dampak yang tersebut itu dapat ditimbulkannya,” kata lembaga tersebut.

“Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohontumbang, serta jalan licin dalam satu minggu ke depan.”

Berikut rincian wilayahnya:

20–21 Oktober: Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatam, Papua Barat, juga Papua.

22–23 Oktober: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, juga Papua.

24–26 Oktober: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, serta juga Papua.

Awal musim hujan November

Namun demikian, yang dimaksud dimaksud perlu menjadi catatan adalah bahwa musim hujan baru akan tiba di tempat tempat Indonesia kemudian mengakhiri kekeringan akibat El Nino pada November 2023. Menurut prediksi BMKG, angin pembawa hujan akan datang lebih lanjut tinggi lambat dari biasanya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan angin baratan atau penanda awal mula musim hujan yang mana berasal dari Benua Asia diprediksi akan datang lebih banyak tinggi lambat dari normalnya. Menurutnya hal ini yang digunakan digunakan menyebabkan musim hujan baru akan tiba di tempat tempat Indonesia bulan depan.

“Jadi awal musim hujan secara umum diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023, namun, sebab tingginya keragaman iklim dalam Indonesia, menyebabkan awal musim hujan tidaklah ada terjadi secara serentak dalam seluruh wilayah,” kata Dwikorita.

Dwikorita mengungkap keserentakan yang digunakan jarang terjadi ini menyebabkan awal musim kemarau di tempat dalam Indonesia terjadi tambahan cepat di area area beberapa daerah. “Pertanyaannya kapan awal musim hujan?” ucap dia.

Menurut Dwikorita, awal musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin timuran dari arah Australia atau disebut mosoon Australia menjadi angin baratan atau monsoon Asia atau angin yang dimaksud mana berasal dari arah benua Asia.

“Jadi akan terjadi pergantian saat ini yang yang berpengaruh angin dari Australia, gurun Australia, yang tersebut mana saat ini sedang musim dingin kemudian juga kering,” kata dia.

“Dan insyaAllah akan segera berganti dengan angin yang digunakan mana berasal dari benua Asia, lalu akhirnya apabila angin itu berasal dari benua Asia yang dimaksud yang disebut membawa uap-uap air dari Samudera Pasifik di tempat dalam sekitar Asia, maka diharapkan segera memberikan awan-awan hujan lalu mendatangkan musim hujan dalam wilayah kepulauan Indonesia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan