Opini  

Raih Cuan Rebung Bambu Ampel Kuning dalam Lahan Marginal

Raih Cuan Rebung Bambu Ampel Kuning dalam Lahan Marginal

republicberita.com –

Sutiyono

Sutiyono

Sutiyono adalah Peneliti Ahli Utama bidang Silvikultur dengan riwayat Pendidikan S-1 ditempuh melalui Program Perintis II (PMDK) di dalam tempat Institut Pertanian Bogor (IPB), Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi. Ia mendapat gelar Sarjana Pertanian pada tahun 1982. Karier Sutiyono dimulai dalam PTPN XVII Lumajang tahun 1982, selanjutnya tahun 1983 menjadi PNS kemudian peneliti pada Pusat Penelitian serta Pengembangan Hutan, Badan Penelitian kemudian Pengembangan Hutan, Kementerian Kehutanan. Selama 40 tahun tambahan lanjut mengabdi di area dalam Pusat Litbang Hutan serta juga mulai bulan Maret 2022 bergabung menjadi peneliti BRIN pada Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya kemudian Kehutanan. Jabatan fungsional sebagai Peneliti Ahli Utama terhitung sejak tahun 2009.

Profil Selengkapnya

Lahan marginal mempunyai asumsi antara lain sebagai lahan tiada subur, miskin hara, rendah produktivitasnya. Ia pada musim kemarau sangat kering akibat persediaan air rendah kemudian juga sanggup jadi tergenang pada musim hujan.

Hanya sedikit total jenis tanaman atau jenis tertentu yang tersebut dimaksud mampu tumbuh juga bertahan hidup, termasuk tanaman penghasil komponen pangan. Kondisi demikian menyebabkan lahan marginal bukan termanfaatkan secara optimal khususnya untuk tanaman pangan.

Bambu Ampel Kuning

Bambu ampel kuning (Bambusa vulgaris var. striata Schard ex Wendl.) merupakan jenis bambu yang dimaksud yang disebut dapat bertahan hidup dalam area lahan marginal dataran rendah lalu dapat memberikan produk-produk substansi pangan dalam bentuk rebung. Banyak rakyat belum mengenal pemanfaatan rebung ampel kuning yang dimaksud ternyata layak juga lezat untuk dikonsumsi setelah dimasak, serta dapat dipasarkan untuk menambah penghasilan keluarga.

Bambu ampel kuning tambahan besar dikenal dengan nama bambu kuning, juga umumnya ditanam sebagai bambu hias akibat warna buluh kuning bergaris hijau dari pangkal sampai ujung yang mana yang menarik serta eksotik, atau ditanam pada halaman rumah serta diyakini dapat menolak bala bagi penghuni rumah.

Pemanfaatan Rebung

Rebung atau bambu muda merupakan bagian proses permudaan alam sebelum menjadi buluh bambu. Rebung akan muncul setiap tahun di tempat dalam sekeliling rumpun tetapi bukan semua rebung dapat menjadi buluh dewasa.

Untuk itu, sebelum rebung terhenti perlu dijalani penjarangan melalui pemanenan untuk dimanfaatkan sebagai substansi sayuran. Pemanfaatan rebung untuk materi sayur oleh warga sudah berlangsung lama, selain lezat rasanya juga kaya akan serat kemudian nutrisi.

Kandungan nutrisi pada rebung antara lain protein, karbohidrat, lemak, thiamin, riboflavin, Vitamin A, Vitamin C, kemudian mineral seperti kalsium, fosfor, besi, kalium. Selain sumber nutrisi, rebung juga berkhasiat obat yang dimaksud yang disebut mana kadar kalium per 100 gram rebung adalah sebesar 553 mg sehingga dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Dalam hal ini, rebung mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai sayur juga komponen obat.

Berdasarkan rasa, tak semua jenis rebung dimakan. Ada tiga rasa rebung yaitu rasa pahit sekali sehingga tiada dapat belaka dimakan, rasa manis agak pahit harus melalui proses untuk menghilangkan rasa pahit, rasa manis langsung dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.

Rebung rasa pahit sehingga tidak ada ada dimakan seperti rebung bambu tali {Gigantochloa apus (Schult.) Kurz}. Sedangkan jenis bambu yang mana mana rebungnya diproses dahulu untuk menghilangkan sedikit rasa pahit kemudian digunakan sebagai material sayuran adalah bambu ampel kuning, bambu ampel hijau (Bambusa vulgaris var.vitata Schard ex Wendl.) kemudian bambu Ori {Bambusa arundinacae (Retz.) Wild}.

Rebung yang dimaksud dimaksud mampu langsung dimanfaatkan di tempat tempat antaranya rebung bambu petung {Dendrocalamus asper (Schult.) Backer}. Rasa sedikit pahit pada rebung mudah dihilangkan dengan cara perebusan, perendaman, pengeringan lalu fermentasi.

Di Jawa, rebung yang mana digunakan umum dijual di area tempat pasar tradisional maupun swalayan adalah rebung bambu petung. Rebung petung mempunyai rasa manis dengan tekstur lembut, biasanya dikonsumsi sebagai sayur lauk nasi.

Berbeda dengan rebung ampel kuning, dipasarkan khusus untuk unsur sayur isi lumpia makanan khas kota Semarang. Tekstur kasar serta bila digigit terasa mengkrispi akan menambah sensasi lezatnya lumpia. Sensasi rasa demikian sangat digemari konsumen.

Semarang dengan makanan khas yang hal itu terkenal kelezatannya yaitu “lumpia”, setiap harinya memerlukan pasokan rebung cukup banyak, apalagi pada hari libur sabtu – minggu atau hari liburan lainnya. Salah pribadi peniaga lumpia pada Semarang mengungkapkan tak ada kurang dari 1 kwt rebung setiap hari diperlukan pada hari biasa kemudian juga ± 4 kwt rebung pada hari libur.

Jumlah produsen lumpia dalam Semarang ada sekitar 50 orang, belum termasuk produsen lumpia pada area luar kota. Untuk memenuhi kebutuhan rebung pada dalam kota, diprediksi memerlukan pasokan rebung mencapai 50 kwt per hari hingga 200 kwt per hari.

Desa Banyumeng masuk dalam wilayah Kabupaten Demak adalah salah satu desa pemasok rebung di dalam dalam kota Semarang. Petani di area dalam desa ini memanfaatkan lahan marginal merek dengan budidaya bambu ampel kuning untuk produksi rebung, kemudian ditanam dengan tanaman pokok Jati. Budidaya bambu secara tradisional kemudian diusahakan secara turun temurun, dapat dipanen setiap minggu lalu petani memperoleh penghasilan mingguan.

Nilai Ekonomi Rebung

Penghasilan petani dari rebung perminggu berkisar antara Rp. 60.000, – Rp. 225.000,-. Dengan asumsi nilai rebung segar dari petani ke pengepul per kilogramnya antara Rp. 4.000,- hingga Rp. 9.000,-, produktivitas rebung per minggu sekitar 15 kg hingga 25 kg.

Harga jual rebung berfluktuasi mengikuti musim yang tersebut mana mana pada musim hujan biasanya nilai rebung lebih tinggi lanjut terjangkau daripada pada musim kemarau. Hal ini berkaitan dengan adanya peningkatan hasil panen rebung pada musim hujan.

Untuk mendapatkan informasi keekonomian budidaya rebung bambu ampel kuning dalam Banyumeneng, dikerjakan wawancara dengan dua orang petani pemilik areal tanaman bambu penghasil rebung. Hasil wawancara dari kedua pemilik tanaman bambu penghasil rebung memberikan informasi yang mana mana berbeda.

Pak Mulyani menyatakan lahannya luas 1500 m² dengan hasil rebung 25 kg/ 5 hari. Sementara itu, pak Jumain memberikan informasi bahwa rumpun bambu penghasil rebungnya berjumlah 30 rumpun dengan hasil rebung 15 kg /6 hari.

Dari kedua data hal itu dijalankan prediksi pendapatan dalam luasan 1 hektare per tahun. Pendapatan kedua pemilik bambu penghasil rebung yang digunakan disebut hampir identik besarnya yaitu Rp 27.005.400,- juga juga Rp 27.000.000,-/ha/tahun.

Dengan jenis tanah grumosol, miskin hara, marginal, pada musim kering sangat kering, musim hujan tergenang air, kemudian tanaman bambu yang dimaksud tumbuh berbuluh kecil-kecil maka pendapatan hal yang cukup besar. Di samping itu, dengan sistem panen yang mana 5-6 hari sekali maka dimungkinkan akan mensejahterakan pemilik bambu penghasil rebung lantaran setiap periodik waktu hal hal tersebut mempunyai uang untuk keperluan sehari-hari.

Dengan budidaya bambu ampel kuning penghasil rebung berpotensi meningkatkan pendapatan petani pemilik tanaman bambu di area tempat tanah marginal. Namun demikian untuk mendapatkan nilai tambah, perlu dijalani peningkatan pola budidaya lebih besar banyak intensif juga perdagangan rebung dari petani ke pengepul dalam bentuk sudah diolah.