republicberita.com –
Jakarta – Iron Dome milik Israel dilaporkan gagal membendung roket yang disiapkan Hamas. Padahal, rudal itu diklaim sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling efektif dalam muka Bumi.
Serangan mendadak itu dikerjakan pada akhir pekan lalu. Analis senior strategi pertahanan Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis mengungkapkan sistem yang dimaksud disebut gagal memotong serangan kelompok militan.
“Anda melihat rekaman sistem pencegah [milik Israel] yang tersebut digunakan berupaya membendung roket Hamas pada udara. Namun jumlah keseluruhan total rudal pencegat terbatas pada satu waktu,” ungkap Davis kepada ABC, dikutip Kamis (12/10/2023).
Roket Hamas disebut mengarah ke Israel bagian selatan lalu tengah, termasuk ke Tel Aviv kemudian juga juga Yerusalem. Salah satunya menghantam rumah sakit di area dalam Ashkelon.
Hamas mengklaim 5.000 roket diluncurkan dalam 20 menit. Sebagai balasan, Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan 2.200 peluru ditembakkan namun tak merilis berapa banyak serangan Hamas yang digunakan berhasil dicegat.
Nournews Iran juga menyinggung kegagalan itu menimbulkan pertanyaan terkait klaim Israel mengenai kehebatan rudal pencegatnya. Disebutkan pula bahwa Israel tak mampu memprediksi serangan operasi Hamas.
“Iron Dome mereka itu hanyalah kubah jerami dalam dalam atas istana pasir,” ucap Nournews.
Meski ada yang tersebut digunakan menyebut gagal, direktur dan juga juga pendiri Strategic Analysis Australia, Michael Shoebridge mengungkapkan Iron Dome masih yang digunakan yang terbaik. Bahkan, serangan Hamas disebutnya bukan kegagalan rudal tersebut.
“Pertahanan udara masih luar biasa mengesankan,” kata dia.
Cara Kerja Iron Dome
Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advance Defense Systems. Sistem itu punya tiga elemen yakni peluncur lalu pencegat (launcher kemudian interceptor), radar multi-misi berbasis darat serta sistem kontrol.
Sistem ditarik truk kemudian juga akan menembakkan rudal. Radar akan menunjukkan lokasi untuk mendeteksi sasaran juga meledakkannya.
Laman ABC menuliskan, Israel mempunyai 10 elemen penyimpan daya Iron Dome juga semuanya dikerahkan di area tempat seluruh negara tersebut. IDF menyebutkan semua sistem itu dapat menjangkau serangan berukuran kota, sekitar 4-70 km.
Tiap sel juga diklaim sanggup sekadar bertahan hingga 155 kilometer persegi. Satu sel mencakup tiga hingga empat peluncur juga setiap peluncur mempunyai hingga 20 pencegat.
Harganya juga tak main-main. Dilaporkan tiap sel senilai US$100 jt (Rp 1,5 triliun) lalu juga rudal pencegat US$50 ribu (Rp 785 juta).
Israel juga memikirkan untuk tetap bisa jadi sekadar hemat dalam pertempuran. Mereka akan menggunakan sistem radar untuk menentukan apakah roket yang dimaksud hal itu ditembakkan ke negara itu akan menuju wilayah berpenduduk atau tidak.
Jika hasil analisisnya mengatakan tidak, maka roket tidaklah akan dicegat juga dibiarkan mendarat.