Penjahat Siber Gunakan Konflik Israel-Hamas untuk Menipu Lewat Email lalu Situs Web Palsu

Penjahat Siber Gunakan Konflik Israel-Hamas untuk Menipu Lewat Email lalu Situs Web Palsu

republicberita.com – Jakarta – Kaspersky melaporkan adanya bidang usaha pembohongan oleh penjahat siber yang digunakan mengeksploitasi konflik Israel-Hamas. Pada laporan itu dijelaskan bahwa para penyerang berusaha memanfaatkan kesediaan warga untuk membantu mereka yang terkena dampak dengan menipu calon korban agar memberikan donasi, yang digunakan pada akhirnya berujung pada pencurian uang. 

Berdasarkan data hingga saat ini, penjahat siber sudah pernah menyebarkan lebih tinggi dari 500 email pembohongan juga memproduksi situs web palsu. Kaspersky mengimbau pengguna untuk tetap waspada dan juga mengambil langkah proaktif untuk memverifikasi penerima donasi mereka.

Andrey Kovtun, pakar keamanan di dalam Kaspersky, mengatakan dalam email ini penipu mencoba menghasilkan beberapa variasi teks untuk menghindari filter spam. Misalnya, pelaku menggunakan berbagai frasa ajakan berdonasi seperti ‘kami menyerukan belas kasih kemudian kebajikan Anda’ atau ‘kami menyerukan empati lalu kemurahan hati Anda,’ lalu mengganti kata-kata seperti ‘bantuan’ dengan sinonim seperti ‘dukungan’, ‘bantuan’.

“Selain itu, merek mengubah tautan serta alamat pengirim. Solusi keamanan siber yang mana kuat dapat mencegah taktik ini,” kata Andrey lewat rilis yang mana dibagikan 23 Oktober 2023.

Penipuan amal palsu sering terjadi dengan mengeksploitasi bencana atau keadaan darurat yang tersebut nyata. Konflik Israel-Hamas juga menjadi alasan yang baik untuk melakukan niat jahat. Pakar Kaspersky mengamati lonjakan email penipuan yang ditulis dalam bahasa Inggris, yang dimaksud secara palsu meminta-minta sumbangan bagi merekan yang digunakan terkena dampak konflik. Solusi keamanan perusahaan mendeteksi lebih banyak dari 540 email semacam itu.

Penyerang menggunakan teknik rekayasa sosial canggih untuk mengeksploitasi keinginan publik untuk membantu juga mencoba memikat calon korban agar memberikan donasi palsu. Penyerang menyamar sebagai organisasi amal kemudian menggunakan bahasa emosional untuk membujuk pengguna agar mengklik tautan situs web penipuan, kemudian kemudian mereka akan diminta untuk berkontribusi. Email penyalahgunaan ini datang dari berbagai alamat.

Tautan yang digunakan digunakan dalam email mengarah ke situs web penipuan. Situs web ini memberikan konteks kepada pengguna tentang konflik, menampilkan foto, juga menyokong merekan untuk memberikan donasi. Penipu memfasilitasi transfer uang dengan mudah, menawarkan opsi untuk berbagai transaksi mata uang kripto – Bitcoin, Ethereum, Tether, hingga Litecoin.

Dengan menggunakan alamat dompet, para ahli Kaspersky menemukan halaman web palsu lainnya, yang tersebut mengklaim mengumpulkan bantuan untuk berbagai kelompok lain di dalam wilayah konflik.

Patut diketahui, halaman pembohongan seperti ini dapat berkembang dengan cepat, berubah desainnya, serta menargetkan berbagai kelompok. “Untuk menghindari penipuan, ada baiknya untuk memeriksa halaman secara menyeluruh sebelum berdonasi. Situs palsu sering kali tiada miliki informasi utama tentang penyelenggara amal, penerima, dokumentasi legitimasi, atau kurang transparan mengenai pengaplikasian dana,” ujar Kaspersky.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.