republicberita.com – Jakarta – Michael Eisen, pemimpin redaksi jurnal akses terbuka eLife dan juga kritikus jurnal tradisional, kehilangan jabatan oleh sebab itu secara terbuka membantu artikel satir yang tersebut mencela orang-orang yang digunakan meninggal di dalam Gaza lantaran tak mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023
“Saya sudah pernah diberitahu bahwa saya digantikan sebagai Pemimpin Redaksi @eLife oleh sebab itu me-retweet artikel @TheOnion yang digunakan menyerukan ketidakpedulian terhadap kehidupan warga sipil Palestina,” tulis Eisen dalam media sosial X, Selasa, 24 Oktober 2023.
Menurut laman Science.org, kehebohan dimulai pada 13 Oktober 2023 ketika Eisen, ahli genetika di tempat Universitas California, Berkeley, memuji salah satu berita palsu media satir The Onion di X. Berita yang disebut diberi judul “Warga Gaza yang Sekarat Dikritik Karena Tidak Menggunakan Kata-kata Terakhir untuk Mengutuk Hamas.”
Eisen menulis komentar, “The Onion berbicara dengan lebih tinggi berani, berwawasan luas, lalu mempunyai kejelasan moral dibandingkan dengan gabungan para pemimpin setiap institusi akademis. Saya berharap ada universitas @TheOnion.”
Kritik terhadap Eisen yang digunakan beragama Yahudi langsung meledak, namun ilmuwan yang mana terkenal provokatif itu tak surut. Sehari kemudian, dia mentweet, “Setiap orang waras di dalam dunia merasa ngeri juga trauma dengan apa yang tersebut dilaksanakan Hamas dan juga ingin hal itu bukan terjadi lagi. Terlebih lagi sebagai manusia Yahudi dengan keluarga Israel.”
“Namun saya juga merasa ngeri dengan hukuman kolektif yang sudah pernah dijatuhkan terhadap warga Gaza, juga hal yang mana lebih lanjut buruk lagi akan terjadi. …The Onion tidak menganggap remeh situasi ini. Saya juga tidak. Artikel-artikel ini menggunakan sindiran untuk menyampaikan poin yang sangat penting tentang tragedi yang mana mengerikan ini.”
Penjelasan itu tiada menenangkan beberapa ilmuwan. “Kata-kata kosong. Selama 7 hari Anda belum men-tweet satu kali pun kata-kata dukungan untuk peneliti Israel, beberapa di tempat antaranya kehilangan anak juga teman. Dan sekarang Anda berani memberi kami nasihat militer dari posisi istimewa Anda yang mana aman. Benar-benar kebangkrutan moral,” jawab Yaniv Erlich, pribadi ilmuwan Israel-Amerika terkemuka yang mana saat ini menjadi CEO sebuah perusahaan bernama Eleven Therapeutics.
Beberapa peneliti Israel menuntut agar Eisen mengundurkan diri dan juga rekan-rekannya berhenti mengirimkan makalah ke eLife selama dia tetap memimpin. Seruan semacam ini dengan cepat memicu perdebatan di dalam media sosial mengenai kebebasan berpendapat.
Sebuah petisi diluncurkan untuk mendesak Howard Hughes Medical Institute (HHMI), penerbit eLife, untuk tiada menghapus atau mengecam Eisen atas tweetnya. “Pendapat kami tidak ada didasarkan pada kelebihan (atau kekurangan) pandangan Eisen. Sebaliknya, kami percaya bahwa mengecam Eisen akan menimbulkan dampak buruk terhadap kebebasan berekspresi pada dunia akademis,” tulis para pembuat petisi.
Wang Yi ke AS, Bahas Krisis Gaza kemudian Ukraina hingga Laut Cina Selatan