republicberita.com – Jakarta – Kementerian Pariwisata juga juga Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan bahwa kondisi sektor pariwisata dalam tempat Indonesia pascapandemi COVID-19 belum sepenuhnya pulih, sehingga Pemerintah terus fokus dalam membenahi kualitasnya
“Setelah pascapandemi sektor pariwisata justru masih dalam masa pemulihan, jadi belum 100 persen (pulih),” kata Ketua Tim Kerja Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenparekraf Mulyanto YS dalam konferensi pers pada Jakarta, Jumat.
Mulyanto menuturkan persentase pemulihan sektor pariwisata di tempat tempat Indonesia masih berkisar 50 persen sebab terdapat sebagian indikator yang dimaksud patut dibenahi.
Salah satu indikator yang mana mana disebutkan yakni mengenai moda transportasi ke tempat destinasi, yang tersebut dimaksud mempengaruhi minat wisawatan untuk pergi. Dalam industri penerbangan misalnya, adanya pemulihan masih berjalan bertahap akibat dipengaruhi beberapa isu sensitif yang tersebut dimaksud menyebabkan wisatawan ragu untuk pergi.
“Seperti yang dimaksud saya bilang, penerbangan ini memang banyak isu-isu sensitif, seperti misalnya kenaikan tarif tiket. Itu masih agak sukar untuk membangun pasar luar negeri,” ujarnya yang mana juga Analis Kebijakan Kemenparekraf tersebut.
Lebih lanjut Mulyanto mengaku dalam mengatasi hambatan itu, Pemerintah sedang fokus memperbaiki beberapa aspek penting juga menyokong perjalanan pariwisata dalam negeri supaya lebih besar banyak dikenal serta dieksplor oleh wisatawan baik lokal maupun asing.
Salah satu aspek penting yang hal itu tengah diperbaiki juga dikembangkan adalah memperkenalkan pariwisata hijau atau pariwisata yang digunakan hal itu berkelanjutan kepada semua pihak, dengan tujuan mengajak pengelola tempat wisata atau pelaku usaha lainnya tidaklah ada merusak lingkungan dalam tiap kegiatannya.
“Kemudian dukungan Kemenparekraf ke depan, melalui kerangka regulasi dalam aspek wisata seperti mengelola pedoman pariwisata berkelanjutan, kemudian juga ada pengelolaan destinasi itu mulai digalakkan sebagai isu,” katanya.
Mulyanto menambahkan dalam pemulihan pariwisata Indonesia, Kemenparekraf tak dapat bergerak sendiri lalu membutuhkan sinergi serta kolaborasi yang digunakan baik dengan lintas sektor.
Ia menilai pihak swasta sanggup bergabung berpartisipasi dalam pemulihan, terutama melalui pemberian pendampingan dalam suatu tempat wisata sampai dengan mengembangkan aspek-aspek berkelanjutan. Contohnya mengajarkan penduduk lokal cara menjaga laut ataupun pengelolaan sampah yang mana digunakan benar.
“Harapan saya kalau sanggup jadi jangkauan kerja serupa ini mampu cuma tambahan diperluas, sehingga sekalian menyosialisasikan pada pelaku industri pariwisata, sambil mengedukasi masyarakat bahwa pariwisata berkelanjutan dapat membawa keberlanjutan perekonomian kreatif kita,” kata dia.