Hukum  

Pakar Ungkap Planet Merkurius Makin Menciut

Pakar Ungkap Planet Merkurius Makin Menciut

republicberita.com – Sejumlah ahli geologi mengungkap  yang digunakan paling dekat dengan Matahari, , ternyata makin mengecil.

Peneliti mengungkap Merkurius makin mendingin kemudian menyusut selama ribuan tahun, menciptakan bekas luka raksasa pada permukaannya (dikenal sebagai lobate scarps) saat permukaan berbatu melengkung akibat penyusutan.

Para ahli geologi tak ada yakin kapan tepatnya bekas luka ini terbentuk, atau apakah Merkurius masih menghasilkan bekas luka baru, saat ia terus mendingin sampai sekarang.

Penelitian baru yang digunakan diterbitkan pada 2 Oktober pada jurnal Nature Geoscience melihat lebih lanjut besar dekat bekas luka tersebut, kemudian menemukan retakan-retakan kecil yang dimaksud mengindikasikan bahwa bekas luka itu pasti sudah bergerak dalam 300 jt tahun terakhir.

“Tim kami menemukan tanda-tanda yang digunakan jelas bahwa banyak bekas luka terus bergerak dalam waktu geologis baru-baru ini, bahkan jika merek dimulai miliaran tahun yang digunakan digunakan lalu,” kata David Rothery, ahli geologi dari Universitas Terbuka dalam Inggris.

“Ini seperti kerutan yang dimaksud terbentuk pada apel seiring bertambahnya usia, kecuali bahwa apel menyusut lantaran mengering,” sedangkan Merkurius menyusut oleh sebab itu mendingin, tambah Rothery.

Pandangan baru dari jarak dekat yang tersebut mana diperoleh tim ini dibantu oleh pesawat ruang angkasa Messenger milik NASA, yang tersebut hal itu mengorbit Merkurius selama tambahan besar dari satu dekade dari tahun 2004 hingga 2015.

Tim menemukan graben, istilah geologi untuk retakan kecil yang tersebut yang disebut sejajar dengan garis patahan, tepat dalam tempat sebelah bekas luka lobate. Graben terbentuk dari garis patahan yang digunakan mencoba membengkokkan sepotong batu yang dimaksud dimaksud kaku.

“Jika Anda mencoba membengkokkan sepotong roti bakar, mungkin akan retak dengan cara yang dimaksud mana sama,” tulis Rothery.

Tim peneliti menemukan 48 graben yang mana mana sudah pernah dikonfirmasi, lalu 244 fitur lainnya yang dimaksud kemungkinan besar adalah graben.

Mereka menentukan usia batuan-batuan ini dengan menggunakan informasi tentang “tumbukan”, yaitu seberapa cepat debu yang dimaksud dihasilkan dari tumbukan meteor mengaburkan fitur-fitur di dalam dalam permukaan Merkurius.

Berdasarkan seberapa buramnya Graben yang dimaksud dimaksud tampak pada foto, tim peneliti menghitung usia Graben hal itu sekitar 300 jt tahun.

Pergerakan komet tak hanya saja cuma menghasilkan graben, tapi juga dapat jadi menyebabkan “gempa Merkurius” – mirip dengan guncangan yang digunakan mana peneliti ukur di tempat tempat Bulan serta yang digunakan digunakan disebut sebagai “gempa bulan”.

Mengutip Live Science, Bulan mempunyai struktur yang dimaksud yang menyusut serta berkerut seperti Merkurius. Hal itu berdasarkan mempunyai seismometer Bulan untuk membuktikannya.

Sayangnya, di area dalam Merkurius tak ada peralatan seperti itu, tapi misi BepiColombo dari Eropa yang dimaksud mana akan datang akan mulai mengorbit planet kecil ini pada 2025 juga diharapkan mampu memberikan lebih lanjut banyak banyak informasi mengenai geologi Merkurius.

“Gambar-gambarnya yang dimaksud dimaksud paling detil mungkin akan mengungkap jejak batu yang bisa saja sekadar menjadi bukti tambahan tentang gempa bumi baru-baru ini,” tulis Rothery. “Saya tidaklah sabar untuk mengetahuinya.”

Tinggalkan Balasan