republicberita.com – Sebuah perkawinan air asin berskala besar baru-baru ini terjadi di area area Quuensland, Australia. ini dipicu oleh helikopter Chinook yang tersebut mana terbang rendah dalam area dekat penangkaran sekitar 3.000 buaya.
John Lever, pemilik Penangkaran Buaya Koorana di area dalam Queensland mengatakan hewan-hewan bersisik itu menjadi terangsang setelah ada helikopter terbang rendah kemudian buaya-buaya itu langsung “kawin dengan liar”.
Lever mengatakan pilot Chinook menggunakan penangkarannya sebagai penanda untuk mengubah arah pada tengah penerbangan kemudian seseorang pilot baru-baru ini juga terbang sangat rendah sehingga orang-orang dalam dalam dalam pesawat dapat mengambil beberapa foto buaya.
“Semua buaya jantan besar bangkit serta meraung-raung juga berteriak-teriak ke langit, lalu setelah helikopter pergi, merekan kawin seperti orang gila,” kata Lever dikutip dari Live Science, Kamis (12/10).
“Ada sesuatu tentang gelombang sonik yang dimaksud menimbulkan mereka itu itu bergairah,” katanya.
Ahli herpetologi Mark O’Shea dari University of Wolverhampton di tempat dalam Inggris, mengatakan ada beberapa alasan mengapa helikopter dapat memicu gairah seks buaya.Salah satu alasannya mungkin terkait dengan helikopter yang mana dimaksud mensimulasikan banyak tanda peringatan akan datangnya badai petir.
Hujan lebat miliki efek perangsang pada banyak spesies buaya. Menurutnya buaya air asin (Crocodylus porosus) mengatur waktu perkawinan sehingga bayi buaya yang dimaksud yang disebut baru menetas tiada tenggelam dalam air banjir setelah hujan lebat lalu badai.
O’shea menjelaskan buaya kawin selama badai petir, sehingga keturunannya lebih tinggi besar mungkin menetas dalam kondisi yang digunakan lebih lanjut besar tenang.
“Biasanya, perkawinan adalah hal yang dimaksud digunakan bersifat musiman akibat [buaya] ingin bertepatan dengan waktu terbaik untuk bertelur pada liang atau sarang,” kata O’Shea.
Cuaca yang tersebut digunakan hangat juga basah biasanya memicu perilaku kawin, serta juga bulan Oktober adalah waktu yang mana tepat untuk perkawinan buaya dalam tempat Australia Utara, tempat penangkaran buaya milik Lever berada. Rotor helikopter yang dimaksud digunakan terbang rendah dapat menghasilkan sinyal yang tersebut yang disebut serupa seperti memberi tahu buaya bahwa badai sudah dekat.
Buaya miliki organ multi-indera yang digunakan disebut organ sensorik integumen (ISO) yang digunakan dimaksud digunakan mendeteksi perubahan, seperti gerakan dalam dalam air, tekanan atmosfer, juga pernyataan pada frekuensi yang dimaksud mana sangat rendah.
“Saya membayangkan bahwa aliran udara dari helikopter yang mana itu besar serta juga berat akan menciptakan perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh ISO pada kulit buaya,” kata O’Shea.
Penurunan tekanan barometrik dari downdraft (hentakan ke bawah) helikopter Chinook itu kemungkinan menyerupai perubahan yang digunakan terjadi akibat badai.
Penjelasan potensial lainnya, kata O’Shea, adalah bahwa Chinook sanggup jadi jadi menghasilkan infrasonik alias pernyataan dengan frekuensi yang digunakan digunakan sangat rendah, sehingga tiada terdeteksi oleh telinga manusia.Getaran semacam itu juga dapat ditangkap oleh ISO.
“Chinook dapat secara artifisial menciptakan kembali pernyataan awal badai petir,” katanya.
![]() Infografis Kenali Beda Buaya kemudian Aligator |
Dilansir dari ABC, O’Shea mengatakan getaran seperti itu memainkan fungsi penting dalam komunikasi buaya.
Suara rotor Chinook yang tersebut mana kuat dapat menyerupai pendapat buaya jantan yang digunakan bersaing, seperti kata-kata lenguhan rendah buaya jantan yang digunakan itu mencari pasangan, atau ucapan buaya jantan yang dimaksud menampar air dengan rahangnya, perilaku teritorial kemudian perilaku pacaran.
Kendati demikian O’Shea tidaklah begitu yakin apakah belaka sekali helikopter Chinook yang dimaksud digunakan diperlukan untuk menyebabkan buaya bergairah.
Menurutnya, buaya mungkin perlu menangkap isyarat halus, seperti perubahan suhu, yang tersebut menandakan musim kawin tradisional akan segera dimulai.