republicberita.com –

Ray Wagiu Basrowi merupakan doktor (S3) dalam bidang Kedokteran Kerja serta juga Kedokteran Komunitas dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Sebelum meraih gelar doktor, Ray menamatkan institusi belajar dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi juga Magister Kedokteran Kerja dari Departemen Kedokteran Komunitas FKUI. Ray mempunyai pengalaman tambahan tinggi dari 18 tahun sebagai praktisi industri gizi juga Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) manajemen perkantoran, juga berkarier dalam beberapa perusahaan produk-produk pangan kemudian gizi, lalu juga pada masa pada saat ini merupakan pengajar dalam Program Magister Kedokteran Kerja Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI lalu Chief Editor dari The Indonesian Journal of Community and Occupational Medicine (IJCOM). Pada tahun 2019, Ray mendirikan Health Collaborative Center (HCC) yang digunakan dimaksud merupakan wadah riset, edukasi juga advokasi kesehatan masyarakat/komunitas lalu kesehatan kerja lalu saat ini sebagai Founder & Chairman dari HCC. Melalui HCC, Ray memfokuskan diri dalam penelitian bidang kesehatan rakyat kemudian kedokteran komunitas, dengan publikasi ilmiah di tempat dalam jurnal internasional mencapai lebih lanjut besar dari 100 artikel ilmiah.
Profil Selengkapnya
Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta akhirnya memberlakukan kebijakan work from home (WFH) bagi separuh aparatur sipil negara (ASN), guna memperbaiki kualitas udara pada ibu kota yang yang disebut terlampau tinggi kadar polutannya. Meskipun dapat dikatakan agak terlambat, tetapi kebijakan itu mampu bermakna ganda, yaitu memperbaiki kualitas udara sekaligus melindungi para pekerja.
Kemacetan lalu lintas memang menjadi biang kerok pertama yang tersebut dimaksud ditunjuk sebagai penyebab buruknya kualitas udara Jakarta. Maka meskipun belum ada data pendukung yang dimaksud yang menunjukkan efektif tidaknya kebijakan WFH untuk mengurangi polusi udara, kebijakan itu patut diapresiasi untuk mengurangi produksi gas emisi kendaraan bermotor.
Data hasil uji polutan di dalam tempat beberapa Pos Uji Emisi Kementerian LHK sejak awal Agustus 2023 serta rapid analysis kualitas udara indoor lalu outdoor independen, secara seragam menunjukkan sektor transportasi menyumbang 50%-60% dari total polusi udara yang digunakan digunakan mengancam kesehatan manusia.
Data itu diperkuat Jurnal Environmental Science and Technology yang dimaksud dipublikasikan 2022, yang digunakan secara sistematis membuktikan peningkatan total kendaraan bermotor menjadi penyebab utama polusi udara yang tersebut sangat tinggi pada banyak kota besar dalam dunia termasuk Jakarta.
Kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) serta gas hidrokarbon serta partikel-partikel halus (PM 10 kemudian PM 2,5) yang tersebut mana menjadi parameter polutan udara yang digunakan sangat berbahaya.
Hal lain yang tersebut mana harus mendapat perhatian adalah tingginya aktivitas industri dalam kawasan penyangga Jakarta yang yang juga menyumbang polutan udara. Asap yang digunakan dimaksud dikeluarkan melalui cerobong-cerobong pabrik berbahan bakar batubara menambah jumlah total keseluruhan polutan berbentuk gas toksik seperti hidrokarbon kemudian karbon monoksida.
Kesehatan Pekerja
Kebijakan WFH yang tersebut diberlakukan Pemprov DKI Jakarta seharusnya tak berdiri sendiri tetapi harus diikuti pusat administrasi milik pemerintah lainnya, industri, kemudian perusahaan swasta, tanpa mengurangi produktivitas. Hal itu perlu dijalankan sebagai bentuk perlindungan pada para pekerja.
Kajian literatur Arden Pope yang mana itu diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives (2018) secara meyakinkan menyimpulkan, kelompok pekerja miliki risiko sangat tinggi terkena penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, kemudian juga penyakit pernapasan kronis.
Secara jangka panjang, penelitian kohort lanjutan menunjukkan, kejadian penyakit keganasan akibat paparan polusi udara pada pekerja menjadi berlipat kali lebih besar besar berisiko. Risiko ini semakin tinggi pada pekerja yang mana digunakan melakukan aktivitas luar ruang.
Mekanisme biokimiawinya sangat jelas. Gas dan juga juga partikel halus polusi udara dapat memicu terjadinya reaksi stres oksidatif, yaitu kondisi pada mana beberapa orang radikal bebas di dalam dalam dalam tubuh melebihi kapasitas kemampuan untuk menetralisasinya.
Akibatnya, proses sel lalu organ tubuh manusia menjadi terpencil tambahan lanjut bergerak juga bukan terkendali hingga mengalami kerusakan parah. Secara medis, fenomena stres oksidatif ini menjadi penyebab utama penuaan dini juga terjadinya penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, juga Alzheimer.
Studi lain yang mana yang diterbitkan jurnal Occupational and Environmental Medicine (2020) menemukan, pekerja yang terpapar polusi udara mempunyai risiko tambahan tinggi mengalami stres psikis, kelelahan, gangguan tidur, kecemasan hingga berujung depresi. Hal itu memproduksi produktivitas kerja terganggu.
Bahkan penelitian terbaru yang dimaksud dipublikasikan Frontiers in Psychology (2022) memberi bukti kuat paparan polusi udara juga mempengaruhi kapasitas kerja karyawan sehingga berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Disebutkan pada penelitian ini, kenaikan indeks polusi udara dalam tempat pagi hari berpotensi menurunkan kinerja pekerja sebesar 0,35% setiap harinya.
Penelitian dalam Amerika Serikat mengonfirmasi dampak negatif yang dimaksud sangat signifikan dari meningkatnya kadar partikel halus (PM 2.5) kemudian juga karbon monoksida (CO) pada lingkungan kerja. Paparan polusi udara turut meningkatkan tindakan kesalahan kerja atau ketidakakuratan pelayanan rakyat lantaran gangguan konsentrasi selama jam kerja.
Sayangnya belum ada penelitian sedetil itu untuk populasi pekerja di area area Indonesia. Sekalipun demikian, mampu dipastikan mekanisme pengaruh polusi udara terhadap pekerja akan miliki dampak yang digunakan dimaksud sejenis bahayanya.
Itu sebabnya kebijakan kerja dari rumah memberi efek multi, yaitu menurunkan kadar gas lalu partikel halus beracun pada udara Jakarta, sekaligus melindungi kesehatan pekerja. Dengan tetap kerja dari rumah kemudian asumsi paparan polusi lebih besar tinggi minim, produktivitas pekerja tetap baik oleh sebab itu terhindar dari prospek gangguan konsentrasi, stres, lalu gangguan emosional akibat pengaruh polutan.
Langkah Mitigasi
Pemerintah, industri, juga perusahaan swasta secara bersama-sama perlu melakukan langkah pencegahan juga mitigasi terstruktur untuk mengatasi kualitas udara kota Jakarta yang digunakan digunakan sangat buruk, terutama pada para pekerja yang harus tetap bekerja dalam luar rumah.
Dalam konteks Kedokteran Kerja, produktivitas lalu kinerja organisasi harus dicapai bersamaan dengan kesehatan kemudian keselamatan pekerja, termasuk ketika kondisi lingkungan kerja di tempat tempat luar batas wajar seperti tingginya kadar polusi udara yang dimaksud hal tersebut terjadi saat ini. Industri wajib melakukan langkah-langkah mitigasi kemudian pencegahan agar pekerja bukan mengalami efek buruk bagi kesehatannya akibat paparan polusi.
Aktivasi prosedur Keselamatan lalu Kesehatan Kerja (K3) menjadi sebuah keharusan yang dimaksud yang disebut tiada ada sanggup dinegosiasikan. Penerapan kebijakan K3 diawali dengan identifikasi sumber polusi kemudian potensi paparan baik pada dalam maupun di tempat area luar ruangan.
Prosedur hazard analysis yang digunakan sederhana sudah pernah dikerjakan menjadi standar kompetensi tenaga K3 bahkan dokter perusahaan dalam seluruh Indonesia. Prosedur hal yang disebut semestinya secara otomatis go-live di tempat area seluruh kantor, pabrik, juga instansi pemerintah.
Setiap tempat kerja sepatutnya telah dilakukan lama miliki hasil evaluasi tingkat polusi udara di tempat dalam lingkungan kerja masing-masing sebab rencana tindakan proteksi pekerja baru mampu dijalankan secara efektif setelah proses evaluasi. Hasil uji yang dimaksud digunakan sudah dijalankan terhadap tingkat konsentrasi polutan dalam ruangan yang dimaksud ternyata cukup tinggi harus menjadi alarm bagi perusahaan guna mengalokasikan anggaran untuk air purifier di area area dalam ruangan.
Demikian juga kewajiban bermasker harus kembali diimplementasikan seperti pada masa pandemi. Ini sebab bukti ilmiah sangat akurat menunjukkan efektivitas pencegahan paparan polutan.
Perlindungan Mandiri
Secara mandiri, para pekerja wajib diedukasi untuk melindungi diri. Paling tidaklah ada tiga hal yang digunakan mana harus mendapat perhatian serius, yaitu menggunakan masker ketika berada di tempat area luar ruangan, memverifikasi asupan gizi seimbang, juga menjamin hidrasi terpenuhi.
Para pekerja wajib menggunakan masker, terutama tipe KN95 sebagai rekomendasi utama lantaran efektivitasnya dapat menyaring sekitar 95% partikel polutan halus.
Asupan gizi sangat penting terutama untuk mensuplai cadangan antioksidan tubuh. Reaksi stres oksidatif akibat polutan dapat dicegah apabila tubuh miliki cukup cadangan antioksidan yang mana mana mampu mengatur kemampuan organ melawan radikal bebas.
Tentu sekadar sumber gizi itu dapat diperoleh lewat asupan gizi seimbang, protein, karbohidrat cukup, serta konsumsi lebih lanjut banyak banyak buah kemudian sayur. Tambahan suplemen atau multivitamin juga dapat memperkuat daya tahan tubuh lalu menstabilkan respon imunitas termasuk pada saat tubuh terpapar gas polutan serta partikel beracun.
Hidrasi bukan ada boleh diabaikan terlebih dalam saat polusi udara sedang tinggi-tingginya. Menjaga frekuensi juga jumlah total total cairan atau air minum yang dimaksud mana cukup dapat mencegah terjadinya radang kemudian tentu semata membantu menyegarkan tubuh dalam saat temperatur meningkat oleh sebab itu pengaruh polusi.