Menteri PUPR: Bendungan Ameroro di dalam Sultra dapat diresmikan akhir 2023

Menteri PUPR: Bendungan Ameroro di tempat dalam Sultra dapat diresmikan akhir 2023

republicberita.com – Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum kemudian juga Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan Bendungan Ameroro pada dalam Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat diresmikan pada akhir tahun ini.

"Nanti pada akhir November Bendungan Ameroro dijalani pengisian (impounding), supaya pada Desember bisa jadi semata diresmikan,” ujar Basuki dalam keterangannya dalam area Jakarta, Senin.

Dia mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku, juga pengendalian banjir.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pengerjaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang tersebut itu dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang digunakan yang nyata dalam dalam mana air mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” katanya.

Kementerian PUPR terus mempercepat penyelenggaraan Bendungan Ameroro pada tempat Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai daerah industri penyangga Kota Kendari, Kabupaten Konawe terus berkembang sehingga membutuhkan air baku yang tersebut hal tersebut bersumber dari bendungan.

Saat ini progress fisik pembangunan Bendungan Ameroro telah lama terjadi mencapai 87,15 persen.

Bendungan Ameroro dapat meningkatkan pemanfaatan irigasi seluas 3,36 hektar, melayani air baku dalam tempat Kabupaten Konawe sebesar 511 liter per detik, dan juga juga mereduksi banjir hingga 443,3 m3 per detik.

Memiliki kapasitas tampungan sebesar 98,81 jt m3, Bendungan Ameroro dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 1,3 MW. Selain itu, Bendungan Ameroro juga menjadi salah satu kemungkinan pariwisata pada Kabupaten Konawe lantaran keindahannya.

Bendungan Ameroro mulai dikerjakan pada Desember 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp1,6 triliun. Pembangunannya dilaksanakan dalam 2 paket pekerjaan, yakni Paket I oleh kontraktor PT Wijaya Karya – PT Sumber Cahaya Agung – PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) kemudian Paket II PT Hutama Karya – PT Adhi Karya (KSO).