republicberita.com –

Heryadi Silvianto merupakan praktisi public relations yang dimaksud hal itu mengambil konsentrasi pada isu korporasi, government relations juga kehumasan politik. Lulusan Universitas Indonesia ini juga mengajar pada area Universitas Multimedia Nusantara Program Studi Strategic Communications serta BPSDM DKI Jakarta.
Profil Selengkapnya
Dalam era digital yang mana terus berkembang, konsep smart city telah lama terjadi menjadi sorotan utama bagi banyak daerah yang tersebut dimaksud ingin memajukan perkembangan wilayah mereka. Teknologi canggih juga juga aplikasi yang dimaksud mana inovatif sering kali dianggap sebagai modal utama untuk memperoleh predikat sebagai smart city.
Ratusan aplikasi dibuat, kamera CCTV dipasang di tempat area mana-mana, kemudian berbagai program digitalisasi diluncurkan. Namun, apakah sejatinya konsep ini cuma tentang “gimmick” lalu fitur touch screen semata kemudian sudah mencerminkan esensi sejati dari smart city? Padahal untuk menciptakan sebuah kota yang tersebut benar-benar komunikatif juga juga informatif, dibutuhkan lebih lanjut tinggi dari sekadar teknologi yang digunakan mana canggih.
Memang benar bahwa teknologi adalah bagian penting dari perkembangan smart city. Namun, fokus utama seharusnya adalah memberdayakan rakyat dengan keterampilan lalu literasi digital yang dimaksud digunakan memadai. Tidak cuma memberikan akses kepada teknologi, tetapi juga mengajarkan rakyat tentang pengaplikasian yang dimaksud digunakan aktif, bermakna, juga aman dari teknologi tersebut.
Inilah yang mana dimaksud menjadi perhatian pemerintah Singapura dalam Digital Readiness Blueprint mereka, di dalam tempat mana Singapura berusaha menjadi Smart Nation, tempat di area dalam mana teknologi memperkuat kehidupan yang yang disebut bermakna serta juga memberikan kesempatan bagi semua orang.
The Smart City Observatory oleh IMD World Competitiveness Center baru cuma merilis daftar Smart City Index (SCI) 2023 atau daftar indeks kota pintar di tempat tempat dunia. Dari total 141 kota dari seluruh dunia yang tersebut mana diteliti, Kota Singapura (Singapura) ada di dalam dalam peringkat ke 7 juga juga menjadi satu-satunya kota dari Asia yang hal itu ada dalam posisi 10 besar.
Adapun tiga kota dalam Indonesia masuk ke dalam daftar tersebut. Ketiga kota yang digunakan adalah DKI Jakarta no 102, Medan, Sumatera Utara 112; juga Makassar, Sulawesi Selatan no 114.
Pentingnya Inklusivitas dalam Smart City
Dalam menciptakan kota komunikatif serta informatif, inklusivitas menjadi kunci utama. Semua lapisan umum harus miliki akses serta keterlibatan yang tersebut mana identik terhadap teknologi lalu informasi.
Inklusivitas ini secara sederhana tercermin dalam sistem signage yang digunakan baik dapat membantu mengoptimalkan pengalaman warga, meningkatkan keamanan, serta mengurangi kebingungan atau ketidakpastian dalam menavigasi suatu lokasi.
Fungsi utama dari signage system berjalan dengan optimal lantaran mampu memberikan informasi yang mana digunakan jelas, tepat, kemudian mudah dipahami kepada pengguna, sehingga dia dapat dengan mudah mencari tujuan yang mana mana diinginkan atau memahami aturan atau petunjuk yang hal itu berlaku pada tempat area tersebut.
Bahasa yang mana digunakan beragam pada berbagai tanda atau sign board informatif yang mana itu tersebar pada seluruh ruas kota. Dengan demikian setiap orang, termasuk wisatawan, dapat dengan mudah memahami informasi yang mana disajikan.
Tak semata-mata itu, pemerintah juga harus menjamin bahwa infrastruktur dasar, seperti jaringan internet kemudian transportasi, dapat diakses dengan mudah oleh semua orang, termasuk oleh penyandang disabilitas.
Mengirimkan ‘pesan keras’ bahwa orang yang mana dimaksud terlemah dari komunitas layak mendapat perhatian terkuat dari sebuah kota dalam merumuskan kebijakan. Sejatinya kota yang mana mana ramah disabilitas akan menggambarkan sebuah masyarakat yang digunakan peduli juga inklusif terhadap seluruh anggotanya.
Interaksi warga juga respons pemerintah sangat diperlukan dalam menghadirkan kota yang digunakan hal itu komunikatif. Kota selalu menjadi tempat berhimpunnya berbagai ide, kepentingan, kemudian budaya. Oleh sebab itu, interaksi antarwarga menjadi modal dasar dalam perkembangan sebuah kota.
Tidak semata-mata itu, penerapan teknologi serta akses informasi yang digunakan mudah akan memungkinkan warga untuk berpartisipasi bergerak dalam proses pengambilan keputusan. Survei daring, forum diskusi, lalu mekanisme lainnya dapat digunakan untuk mengumpulkan masukan dari masyarakat. Partisipasi terlibat ini akan meningkatkan rasa mempunyai dan juga juga tanggung jawab bersama dalam pembentukan kota yang dimaksud digunakan lebih tinggi banyak baik.
Memang ada namanya selama ini Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan), namun dalam perkembangannya proses perumusan lalu juga pengumpulan program semata-mata sebatas secara administratif dan juga juga seringkali satu identik lain tiada sinergis dari tingkat atas hingga bawah.
Pemerintah harus peka kemudian responsif terhadap kebutuhan juga aspirasi masyarakat. Kepekaan ini yang tersebut digunakan pada akhirnya menjadi suluh dalam menentukan program yang digunakan hal itu terukur juga lebih besar tinggi solutif. Relasi keduanya bersifat resiprokal dan juga juga kolaboratif, bukan ketergantungan serta berpangku tangan.
Kemudian tak kalah pentingnya adalah memperkuat sumber daya manusia dalam jaringan informasi serta komunikasi sebuah kota. Pelatihan, pengembangan keterampilan, kemudian penguatan literasi digital bagi petugas juga front liner menjadi investasi modal penting dalam memaksimalkan manfaat teknologi bagi masyarakat.
Communicational City
Dalam menghadapi era digital ini, membangun kota komunikatif kemudian informatif bukan belaka tentang penerapan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi itu dapat menjadi alat yang digunakan itu efektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan memperhatikan inklusivitas, partisipasi aktif, kemudian responsivitas pemerintah, kita dapat menciptakan smart city yang dimaksud mana sejati, tempat pada mana setiap individu dapat tumbuh kemudian berkembang bersama dalam kehidupan yang dimaksud mana lebih banyak banyak bermakna.
Menciptakan kota komunikatif juga informatif adalah langkah awal dalam mewujudkan masa depan yang dimaksud mana lebih lanjut tinggi cemerlang. Sebuah kota yang digunakan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi serta memanfaatkannya secara bijaksana akan menciptakan lingkungan yang tersebut dimaksud berkelanjutan kemudian nyaman bagi warganya.
Tantangan yang mana dimaksud dihadapi dalam mencapai tujuan ini tidaklah sedikit, tetapi dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, juga masyarakat, kemungkinan terbuka luas untuk menciptakan kemajuan yang digunakan dimaksud lebih banyak besar besar dari yang tersebut itu pernah kita bayangkan.
Dengan berkomunikasi secara baik dengan para pemangku kepentingan, baik secara internal maupun eksternal, kota dapat menciptakan citra kemudian reputasi yang mana dipercaya sebagai tempat yang mana mana ramah, berdaya saing, lalu juga inovatif. Komunikasi yang mana transparan, responsif, serta juga kolaboratif adalah kunci dalam mencapai tujuan hal yang yang mengarahkan kota menuju kesuksesan kemudian pertumbuhan yang dimaksud berkelanjutan.
Seperti yang tersebut hal tersebut disebutkan dalam konsep “Communicational City”, sebuah kota komunikatif adalah kota yang mampu membangun interaksi juga melakukan pertukaran pesan dengan seluruh pemangku kepentingannya. Hal ini menciptakan orang datang serta juga merasa menjadi bagian yang mana berpartisipasi dalam proses perjalanan kehidupan merekan di tempat area sebuah kota.
Dalam umum perkotaan yang digunakan mana komunikatif, mobilitas menjadi praktik sekaligus nilai yang dimaksud digunakan penting, mengutip gagasan Vincent Kaufmann tentang “motilitas”. Konsep motilitas menjadi relevan dalam konteks perkotaan serta perencanaan kota.
Ini sebab mobilitas juga pergerakan penduduk mempunyai peran penting dalam membentuk dinamika perkotaan, pola pemanfaatan lahan, aksesibilitas prasarana juga layanan publik. Memahami motilitas penduduk adalah langkah penting dalam merancang kota yang dimaksud hal tersebut lebih banyak lanjut ramah lingkungan, inklusif, lalu juga efisien.
Kota yang digunakan dimaksud komunikatif memungkinkan setiap individu untuk bergerak secara bebas, dengan hubungan antarindividu, ruang, juga dunia yang digunakan yang didefinisikan ulang atau setara. Dalam suasana seperti ini rakyat merasa didorong untuk membangun interaksi positif, sementara pada saat yang dimaksud yang mirip dapat memenuhi kebutuhan informasinya secara mandiri tanpa bergantung pada pihak lain.