republicberita.com –
Jakarta – Penyebaran konten hoaks telah berkembang menjadi video palsu atau dikenal sebagai ‘Deepfake’. Video ini menampilkan seakan-akan individu tokoh sedang berbicara sesuatu, padahal bukan pernah terjadi.
Penggunaan deepfake saat pemilihan umum marak di tempat tempat Amerika Serikat (AS). Salah satu kandidat wali kota ternyata diserang menggunakan video deepfake yang mana mana disebarkan lewat media sosial.
Dirjen IKP Kementerian Kominfo, Usman Kansong mengatakan media sosial bergerak terlambat terkait video deepfake tersebut. Jadi, para media digital diminta untuk gerak cepat memblokir konten hoaks termasuk video palsu yang mana beredar.
“Kominfo punya kerja sebanding dengan para wadah 1×24 jam harus take down, begitu teridentifiikasi hoaks,” kata Usman usai Pengukuhan Pengurus Bakohumas Periode 2023-2028 juga Rapat Koordinasi Program Bakohumas 2024, Jakarta, Senin (23/10/2023).
“Kita kerja sebanding dalam konteks take down hoaks atau deepfake dari platform. Selain memacu menciptakan teknologi yang bisa mencegah deepfake ataupun hoaks,” imbuhnya.
Aturan untuk menurunkan 1×24 jam konten hoaks memang diakuinya masih lama. Mungkin dalam masa depan, Usman menambahkan akan ada pembaruan MoU dengan media terkait hal tersebut.
Dia menuturkan gerak cepat media dibutuhkan untuk memblokir konten hoaks. Karena makin lama konten itu beredar dalam area media sosial, akan semakin dipercaya oleh banyak pengguna.
“Sejahil apapun orang kalau bukan ada difasilitasi media digital enggak akan terjadi itu hoaksnya kira-kira gitu,” jelas dia.
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro juga menyinggung tentang penyebaran video palsu pada kalangan masyarakat. Konten yang tersebut disebut menjadi tugas berat para humas kementerian/lembaga.
Konten hoaks baik tercatat maupun video perlu ditangani dengan cepat. Termasuk juga pihak humas diminta miliki kemampuan teknologi yang tersebut hal itu mumpuni untuk mampu mengidentifikasi sebuah konten palsu ataupun tidak.
“Karena kalau terlambat mengatakan ini palsu, berita sudah tersebar ini bahaya sekali,” ungkap dia.
Artikel Selanjutnya Horor Banjir Video serta Foto Palsu Ancam pilpres 2024, Simak!