Bisnis  

Ini alasan mobil listrik masih relatif mahal

Ini alasan mobil listrik masih relatif mahal

republicberita.com – Tokyo – President & Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Yoshinki Konishi menjelaskan alasan biaya jual mobil listrik saat ini relatif masih mahal, saat ditemui pada Tokyo, Jepang, baru-baru ini.

"Saya setuju, nilai jual mobil listrik masih sangat tinggi, Anda harus miliki pendapatan tertentu untuk membelinya, bukan?," kata dia.

Salah satu alasan yang dimaksud digunakan memproduksi kendaraan listrik masih mahal, jelas Yoshinki, tentu jumlah agregat total produksi yang dimaksud masih terpencil lebih lanjut besar rendah dibandingkan mobil konvensional, atau berbahan bakar minyak.

"Berikut aturan manufaktur dalam area sini, jika ingin harganya terjangkau, Anda harus memproduksi dengan volume yang tersebut hal tersebut besar, serta volume yang mana dimaksud besar akan membantu kami menurunkan harga," tambahnya.

Selain itu, Yoshinki mengatakan, rantai pasok adalah kunci untuk menurunkan tarif suatu barang. Melokalisasi suku cadang yang mana yang diproduksi secara lokal, tentu akan dengan cepat memutar balikkan keadaan.

Lebih banyak komponen atau suku cadang yang dimaksud diproduksi secara lokal, akan semakin diskon pula tarif suatu produk, mengingat proses ini dapat mengurangi biaya dari pengiriman logistik yang yang cukup tinggi.

"Biaya logistik sangat tinggi jika harus mengirimkan, katakanlah, sel dari tempat lain, mesin dari tempat lain, ini akan menambah harga. Belum lagi pajak impor yang dimaksud digunakan harus dibayarkan, sehingga menghasilkan kendaraan yang digunakan tak terjangkau," kata dia.

Lebih lanjut, Yoshinki mengatakan, untuk menghasilkan biaya jual mobil listrik terjangkau, utamanya Battery Electric Vehicle (BEV), setidaknya dibutuhkan 60 hingga 70 persen konten yang dimaksud dilokalisasi. Ini membutuhkan kerja yang mana mana cukup keras antar semua pemangku kepentingan.

"Ini (lokalisasi) adalah area dalam mana kami harus benar-benar bekerja keras," ujar Yoshinki.

Pemberian insentif yang dimaksud berkelanjutan dari pemerintah setempat adalah salah satu hal yang dimaksud digunakan juga krusial dalam menekan harga. Selain itu, pemberian insentif dapat menarik tambahan banyak lagi orang yang digunakan digunakan berminat menggunakan BEV.

Meski begitu, Yoshinki menyebut, insentif yang dimaksud mana diberikan pemerintah hingga saat ini cukup baik kemudian menguntungkan konsumen, tetapi insentif hal itu belum kontinu atau berkelanjutan.

"Banyak pasar yang dimaksud digunakan ingin menggunakan BEV, pemerintah memberikan insentif besar untuk itu, tetapi saya beritahukan kepada Anda, bahwa hal itu tak berkelanjutan,” kata Yoshinki.

"Segera setelah Anda melewati suatu periode, mereka itu itu akan mengurangi atau memotongnya (insentif)," tambahnya.

Ia mengatakan, kondisi ini tidaklah belaka hanya terjadi pada Toyota, melainkan hampir seluruh perusahaan otomotif juga mobilitas dalam dalam dunia.

"Saya berharap Indonesia akan menjadi negara berikutnya dalam hal pertumbuhan produksi lokal. Saya sangat berharap demikian, Indonesia memiliki semua materi bakunya (kendaraan listrik)," Yoshinki menjelaskan.