republicberita.com – Jakarta – Di produsen suku cadang mesin S&D Blech, kepala unit penggilingan pensiun. Dengan kekurangan tenaga kerja yang parah di area Jerman sehingga cuma sedikit kandidat yang tersebut bisa saja melakukan pekerjaan manual yang digunakan terampil namun kotor juga berbahaya, perusahaan akan menggantikannya dengan robot.
Perusahaan kecil kemudian menengah lainnya juga beralih ke otomatisasi seiring dengan keluarnya generasi “baby boom” Jerman pascaperang secara bertahap yang digunakan memperketat tekanan tenaga kerja.
Sekitar 1,7 jt pekerjaan di area Jerman tak terisi pada bulan Juni, data resmi menunjukkan. Kamar Dagang juga Industri Jerman (DIHK) mengatakan lebih lanjut dari separuh perusahaan sedang berjuang untuk mengisi kekosongan, dengan perkiraan kerugian terhadap pertumbuhan kegiatan ekonomi terbesar dalam Eropa sebesar hampir 100 miliar euro ($109 miliar) per tahun.
Direktur Pelaksana Henning Schloeder mengutip tren yang untuk menjelaskan dorongan S&D Blech selama beberapa tahun menuju otomatisasi lalu digitalisasi, dengan mengatakan: “Hal ini akan semakin memperburuk situasi tenaga kerja terampil yang dimaksud sudah sulit, khususnya di area bidang produksi dan juga kerajinan.”
Menemukan kepala unit penggilingan yang digunakan baru adalah hal yang sulit “bukan semata-mata lantaran semua pengalaman yang tersebut dimilikinya, namun juga sebab ini merupakan pekerjaan berat yang digunakan tidak ada ingin diimplementasikan lagi oleh siapa pun”, kata Schloeder kepada Reuters.
Penggilingan dengan mesin memerlukan panas tinggi dan juga kebisingan yang dimaksud terus-menerus, sedangkan percikan api yang tersebut dihasilkan dapat berbahaya.
Semakin banyaknya perempuan yang mana bekerja lalu meningkatnya imigrasi sudah pernah membantu mengimbangi perubahan demografis yang mana terjadi di area Jerman dalam beberapa tahun terakhir.
Namun dengan pensiunnya generasi baby boomer serta kelompok baru – yang mana berjauhan tambahan kecil akibat tingkat kelahiran yang rendah – bergabung dengan angkatan kerja, Badan Ketenagakerjaan Federal memperkirakan jumlah total pekerja akan menyusut sebesar 7 jt orang pada tahun 2035.
Dengan perubahan serupa yang berdampak pada negara-negara maju lainnya, dampak teknologi otomasi canggih dari robotika ke AI akan sangat terasa, kata Nela Richardson, kepala ekonom di tempat penyedia layanan penggajian serta sumber daya manusia global ADP.
“Dalam jangka panjang, semua inovasi ini akan membawa perubahan besar bagi dunia kerja. Setiap orang akan melakukan pekerjaannya secara berbeda,” katanya kepada Reuters.
Investasi besar dalam otomasi oleh pembuat mobil dan juga raksasa industri lainnya berarti Jerman sudah menjadi pasar robot terbesar keempat dalam dunia, kemudian terbesar di area Eropa.
Namun seiring dengan semakin terjangkau lalu mudahnya pengoperasian robot, perusahaan-perusahaan Mittelstand yang merupakan tulang punggung perekonomian negara juga bergabung menggunakannya, mulai dari produsen seperti S&D Blech hingga toko roti, binatu, lalu supermarket.
Menurut Federasi Robotika Internasional, sekitar 26.000 unit dipasang pada Jerman pada tahun lalu – bilangan yang semata-mata mampu dilampaui pada tahun 2018, sebelum pandemi COVID-19 memperlambat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 4%.
“Robot memungkinkan kelangsungan hidup perusahaan yang dimaksud melihat masa depan merek terancam lantaran kekurangan staf,” kata Ralf Winkelmann, direktur pelaksana FANUC Jerman, yang mana mengedarkan sekitar setengah robot buatan Jepang ke perusahaan kecil juga menengah.
Ralf Hartdegen, yang dimaksud perusahaan konsultannya memandu perusahaan-perusahaan melalui transisi semacam ini, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang digunakan ingin melakukan otomatisasi namun enggan memecat karyawan, semakin mendasarkan rencana dia pada pemecatan pekerja melalui masa pensiun.
ROLEC yang tersebut dikelola keluarga, yang dimaksud memproduksi sistem untuk melindungi peralatan elektronik juga kontrol industri, membeli robot pertamanya tahun lalu, agar produksi dapat dilanjutkan pada malam hari. Perusahaan telah terjadi memperoleh mesin kedua dan juga berencana untuk terus berinvestasi dalam otomatisasi.
“Sangat menyenangkan ketika Anda menyalakan lampu pada pagi hari serta bagian-bagiannya berada pada wadah penyimpanan lalu telah lama diproses,” kata CEO Matthias Rose kepada Reuters.
Peningkatan otomatisasi juga mencerminkan fakta bahwa robot menjadi tambahan mudah digunakan, tanpa memerlukan keahlian pemrograman. Sebagian besar saat ini hadir dengan Human Machine Interface, layar sentuh yang mana mirip dengan ponsel pintar, kata Florian Andre, salah satu pendiri SHERPA Robotics, sebuah perusahaan rintisan yang mana berfokus pada perusahaan dengan 20 hingga 100 karyawan.
Bahkan para pekerja kemudian serikat pekerja, yang digunakan dulunya takut akan kehilangan pekerjaan, sekarang ini memiliki pandangan yang tersebut semakin positif. Sebuah survei yang diterbitkan oleh robots marketplace automatica pada bulan Juni menemukan hampir separuh karyawan Jerman melihat robot membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Rose dari ROLEC mengatakan perniagaan awalnya dalam otomatisasi pada tahun 2022 terjadi akibat tumpukan pesanan yang digunakan besar berarti karyawan harus bekerja lembur lalu pada hari Sabtu. “Ini adalah situasi awal yang tersebut baik untuk robot pertama kami, oleh sebab itu robot ini dipandang sebagai penolong, bukan sebagai kompetisi,” tambahnya.
Juru bicara serikat pekerja IG Metall yang tersebut berkuasa dalam Jerman mengatakan robot yang digunakan diadopsi sebagai bagian dari strategi perusahaan jangka panjang, bukannya memangkas biaya dengan cepat, justru dapat membantu menjadikan pekerjaan “lebih sehat, tambahan menarik, serta lebih tinggi aman”.
Produsen truk dan juga bus Daimler Truck (DTGGe.DE) banyak menggunakan robot, terutama untuk membantu mengangkat barang berat dan juga tantangan lain terhadap kesehatan fisik pekerja.
“Tetapi tidaklah ada yang mana lebih banyak fleksibel daripada manusia,” kata Matthias Krust, ketua dewan pekerja perusahaan. “Semakin kompleks produksinya, semakin terdiferensiasi, serta semakin sulit menggunakan robot.”
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan juga berita pilihan dari Tempo.co di area kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.