republicberita.com – Sengkuni menjadi salah satu tokoh wayang yang dimaksud sangat populer di area kalangan rakyat dan juga wiracarita Mahabhrata. Selama ini, sosok Sengkuni kerap dikaitkan dengan beberapa politikus atau petinggi lantaran sifatnya yang dimaksud mirip. Lantas apa itu Sengkuni? Ini dia sifat, filosofi hingga kisah kematian tragisnya.
Sebelum mengenal tambahan sangat tentang Sengkuni, mari mengenal dulu fungsi wayang. Selama ini wayang dikenal sebagai seni pertunjukan penduduk yang dimainkan oleh dalang dengan iringan musik tradisional serta nyanyian sinden. Pertunjukan wayang sering mengangkat berbagai macam cerita tentang kehidupan manusia, kepahlawanan, sampai berbagai peristiwa sejarah penting.
Dari pertunjukan pewayangan rakyat diajak untuk mendalami karakter serta sifat manusia yang mana biasanya diselipkan ke dalam tokoh-tokohnya. Kita bisa jadi belajar mengenal sifat serta karakter manusia seperti baik, bijaksana, buruk, serakah atau jahat yang mana bisa saja kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, dari pertunjukan seni watang kita secara tak langsung juga akan dibekali pengetahuan sosial-kultural, tentang berbagai karakter manusia dalam sekitar supaya kita bisa jadi menjalani kehidupan secara bijaksana juga berhati-hati dalam bertindak.
Apa Itu Sengkuni?
Sengkuni adalah nama lain dari Trigantalpati, pribadi tokoh elite Astina dalam pemerintahan Kurawa. Sengkuni merupakan saudara kandung dari Permaisuri Gandari, istri Destarata atau Raja negara Astina kemudian ibu dari Duryudana.
Di dalam dunia pewayangan tokoh Sengkuni ini digambarkan sebagai sosok yang dimaksud begitu jahat lalu lebar mulutnya. Filosofinya adalah akibat ia ahli didalam bersilat lidah. Dengan kefasihannya bertutur kata menciptakan orang-orang yang bicara dengannya selalu terperdaya oleh manis bibirnya. Banyak sekali kedustaan yang keluar dari mulutnya.
Adapun kisah kejahatan urusan politik Sengkuni berawal saat kakaknya, Dewi Gandari, yang dimaksud juga dikenal kejam, bengis juga pendendam memohonkan bantuan Sengkuni untuk mencari cara agar anaknya Duryudana (anak sulung dari 100 bersaudara) menjadi raja di area Astina, yang digunakan kala itu masih dipimpin oleh Pandu Dewanata (adik Destarata).
Ahli Adu Domba
Pada kisah pewayangan, Pandu Dewanata terlibat dalam sebuah perang melawan muridnya sendiri yaitu Prabu Tremboko serta berakhir pada kematian tragis keduanya. Tragedi berdarah hal itu terjadi akibat kebijakan pemerintah adu domba yang digunakan dilontarkan Sengkuni untuk merebut kekuasaan dari Pandu.
Destarata selanjutnya menjadi raja ad-interim (sementara) setelah kematian dari Pandu hingga Pandawa (anak-anak Pandu yang tersebut akan mewarisi tahta dari kerajaan Astina) tumbuh dewasa.
Namun tak berhenti di area situ, Sengkuni gencar melancarkan aksi politiknya dengan mempengaruhi Destarata untuk mau menyerahkan kekuasaannya sementara waktu, kepada sang anak sulungnya Duryudana yang juga keponakan dari Sengkuni.
Karena rayuan Sengkuni ini, akhirnya Destarata menyerahkan kekuasaannya itu kepada putra sulungnya, Duryudana. Namun semata-mata untuk sementara waktu cuma sampai para pandawa sudah beranjak dewasa kemudian cukup usia untuk mampu memimpin Astina.
Pemantik Perang Saudara Pandawa-Kurawa
Kendati begitu, tak ada kata sementara bagi Sengkuni. Ia masih melancarkan perbuatan kejahatan, menyusun berbagai rencana licik, kemudian menghalalkan segala cara untuk bisa saja melenyapkan para Pandawa agar keponakannya itu mampu memimpin pada Astina.
Hal ini kemudian menjadi cikal akan datang terjadinya perang saudara antara Pandawa kemudian Kurawa yang mana selama ini dikenal dengan bharatayudha (Sansekerta adalah perang keturunan Bharata).
Kematian Tragis
Sama seperti rumus alam yang tersebut mengatakan bahwa segala hal yang ada di area dunia memiliki batas waktu, kejahatan, Sengkuni pun tak dapat selamanya. Ia pada akhirnya tewas di dalam tangan Werkudara (Bima, putra kedua dari Pandawa) pada bharatayudha yang dimaksud dia ciptakan sendiri.
Di detik-detik terakhir kematiannya itu, Sengkuni memilih untuk tetap konsisten dengan karakternya yang dimaksud begitu jahat, gemar melakukan adu domba, licik,dan haus akan kekuasaan. Ia bahkan sejenis sekali tiada pernah menyesali apa yang mana selama ini telah dilakukan ia perbuat.
Nah demikian tadi ulasan tentang apa itu Sengkuni? Lengkap dengan sifat, filosofi hingga kisah kematian tragisnya. Semoga menjadi pelajaran buat kita semua.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari