Anak saat batuk tidak ada boleh dalam posisi sambil tidur

Anak saat batuk tak ada boleh dalam posisi sambil tidur

republicberita.com – Jakarta – Dokter spesialis anak dari Kelompok Staf Medis Kesehatan Anak RSUPN Dr. Cipto Mangungkusumo Prof Dr dr Bambang Supriyatno, Sp.A(K) mengingatkan anak saat batuk tak boleh dalam posisi sambil tidur oleh sebab itu batuknya menjadi tiada efektif.

"Cara batuk yang tersebut benar, posisi anak tidak ada ada boleh sambil tiduran. Dia harus sambil duduk atau setengah duduk, atau berdiri. Itulah batuk yang tersebut mana benar, batuk yang tersebut hal tersebut efektif," ujar dia dalam diskusi bertema "Si Kecil Sering Batuk Pilek, Apa Solusinya?" yang digunakan disiarkan secara daring, Senin.

Bambang menuturkan ketika batuk tidaklah efektif dikarenakan posisi anak saat batuk sembari tidur, maka lendir akan menumpuk dalam dalam dalam tubuh kemudian juga ini memudahkan terjadinya infeksi bakteri.

Kemudian, apabila batuk anak berdahak, maka dahak dikeluarkan melalui mulut. Namun, apabila anak tak dapat atau belum dapat membuang dahak melalui mulut, maka dia mampu jadi menelannya.

"Kalau dia mampu batuk lewat atas it's ok. Kalau enggak, telan belaka (dahaknya), tidaklah apa-apa, nanti dia (dahak keluar lewat bawah), enggak usah takut," tutur Bambang.

Berbicara batuk juga pilek pada anak khususnya balita, menurut Bambang, penyebab terbanyak yakni alergi semisal terhadap debu atau makanan kemudian infeksi yakni infeksi virus atau bakteri.

Untuk mengetahui ada tidaknya alergi pada anak, dokter biasanya akan memohonkan anak menjalani tes panel. Cara lainnya yakni dengan memperhatikan saksama misalnya ada tidaknya makanan atau penyebab lainnya yang mana yang mencetuskan alergi pada anak.

"Kadang yang dimaksud digunakan murah, enggak perlu bayar itu dilihat atau diperhatikan habis makan semisal putih telur dia batuk atau snack. Biasanya orangtua tahu kalau memperhatikan betul," jelas Bambang yang digunakan hal tersebut menegaskan bahwa alergi bukan akan hilang tetapi berhenti.

Dia menambahkan, pada merekan dengan kondisi hidung tersumbat biasanya mengalami dua konsekuensi yakni mulutnya menganga atau mendengkur. Kondisi mulut menganga atau mendengkur masih dikatakan normal sanggup berlangsung kurang dari tiga kali seminggu.

"Tetapi kalau lebih lanjut banyak dari tiga kali seminggu, maka wajib berobat. Karena kalau tidak, anaknya akan hiperaktif, tidurnya muter-muter, keringat malam, sering batuk pilek pada malam hari, bibirnya kering, mulutnya bau, berat badan tiada naik," demikian pesan Bambang.